Jumat, 25 Agustus 2017
Cerpen part1 Ku relakan kebahagianku demi dia bahagia
Namaku lara, aku memiliki seorang pacar bernama Tyo. Hubungan kami berjalan lancar, tanpa larangan orang tua, tanpa hambatan apapun. Tyo sangat mencintaiku dan akupun begitu.
Singkat cerita hubungan kami sudah berjalan 2tahun, hari pernikahan pun tiba, semua mimpi dan doa ku terjawab, tyo pun sah menjadi imamku.
Pernikahan kami berjalan mulus, tyo sangat menyayangiku, setiap malam ia selalu memeluk ku.
Sampai di usia pernikahan kami yg menginjak 1 tahun.
Tyo mulai didesak orang tua nya untuk memiliki seorang anak.
Kami pun berdua mencari solusi, mengikuti program kehamilan sesuai anjuran rumah sakit..
6bln menjalani program masih tidak ada tanda tanda kehamilan padaku
Tyo pun mengajak ku kembali ke rumah sakit.
Sesampai dirumah sakit, dokter menjelaskan bahwa ada sedikit kendala pada rahimku, tapi tidak menutup kemungkinan, bahwa aku bisa hamil, hanya perlu beberapa waktu.
Tyo pun dengan sabar, ia menguatkanku, menyemangatiku yg sangat murung pada saat itu.
Berbulan bulan berlalu ku hitung tanggal satu persatu, tapi haid ku tetap lancar-lancar saja, tyo pun sudah tidak terlalu menanyakan soal kehamilanku..
memasuki usia pernikahan kami ke 2 tahun, siang itu aku merasa pusing dan tak enak badan, kuputuskan untuk pergi sendiri ke bidan di dekat rumahku, untuk memeriksakan diri karna aku tak ingin sampai sakit, kasian suamiku siapa yg akan mengurusnya.
"Bu bidan, kepala ku pusing, rasanya lemas sekali, ?" tanyaku
Bu bidan memeriksa mataku, mulutku , memeriksa tensi darahku, lalu memegang perutku,
Lalu ia memberikan tespek padaku, "coba ibu pakai ini, kita pastikan jika tebakan saya tidak salah"
Tak sampai 5 menit setelah ku celupkan tespek tersebut 2 garis merah muncul..
"Bu, apa saya positif hamil?"
"Iya ibu lara, usia kandungan sudah memasuki minggu ke 8 bu, selamat ya bu. Tegas ibu bidan.
Dengan hati senang aku bergegas pulang. Sengaja belum ku kabarkan pada Tyo "nanti malam saja ku sampaikan kabar ini langsung pada mas tyo"
Hari pun mulai malam. Selesai makan malam dan mencuci piring aku pun kekamar dan merapikan diriku , sedangkan tyo kulihat masih menonton tv didepan lalu akupun duduk di atas kasur sambil tersenyum menunggu Tyo kekamar.
"Sayang" terdengar dari luar suara tyo memanggilku
Dia pun menghampiriku dan memeluk ku.
Tapi belum sempat aku memberikan kabar kehamilan ku padanya, tyo malah meminta izin padaku untuk menikah lagi, untuk mendapatkan anak dari wanita lain, meneruskan keturunan nya dan memenuhi tuntutan orang tua nya.
Akupun hanya terdiam dan menyimpan kembali tespek yg telah ku genggam di bawah bantal tidurku. Aku kecewa bisa-bisanya suamiku berpikiran seperti itu. Sambil ku tarik nafas dan ku tahan air mataku "Ku izinkan kau menikah lagi mas" tyo merasa lega ia pun mencium keningku. Dan akupun memilih untuk langsung tidur.
Selang 1 bulan, hari pernikahan tyo dan istri baru nya tiba, tyo yg sangat terlihat bahagia dan akupun hanya bisa tersenyum dihadapan para tamu yg datang.
Malam itu aku memutuskan untuk pergi meninggalkan mereka, membiarkan mereka untuk hidup bahagia,
"Mas, aku pergi,, jangan pernah cari aku hidup lah bahagia dengan istri barumu, dan jika orang tuaku bertanya kabarku kepadamu, katakan lah bahwa aku bahagia hidup bersamamu, karna aku tak mau mereka mereka membenci mu, karna sejak ijab kabulmu, orang tuaku menyerahkan sepenuhnya diriku menjadi tanggung jawabmu, dan masih ku ingat sampai saat ini janjimu padaku akan hidup bersama sampai kita tua, maafkan aku mas, aku memang mengizinkanmu menikah lagi, tapi hatiku tak bisa ku bohongi, aku terluka tiap kulihat kau bersama wanita lain mas, maaf kan aku tidak bisa memenuhi janjiku untk tetap berada di sampingmu mas, karna aku tak memiliki banyak kekuatan untuk menahan sakit ini.
Mas andai kamu tau malam itu aku ingin memberikan kabar bahagia ini padamu, ku kira aku bisa memberimu kebahagiaan yg selama ini kamu mimpikan, tapi kenyataan nya hatiku yg tiba-tiba hancur setelah mendengar niatmu yg ingin menikah lagi.
Mas jika Allah menghendaki anak yg ku kandung ini hidup akan ku besarkan ia dan akan ku kenalkan pada ayah nya lewat foto fotomu mas, tapi jika Allah belum mempercayakan aku untuk menjadi seorang ibu. Aku mohon maafkan aku mas,
mas hiduplah bahagia tanpa aku, kelak jika istri barumu belum menandakan kehamilan jangan tinggalkan dia, mungkin Allah belum mempercayakan pada kalian, bersabarlah.. Aku pergi mas."
Ku tinggalkan selembar surat itu beserta hasil tespek ku di atas meja kamarku.
Mungkin pada saat Tyo mengingatku dan ia mencariku di kamar, ia akan membaca suratku itu.
Akupun memutuskan pergi, dengan membawa beberapa bajuku dan sisa uang tabunganku, saat itu aku hanya memikirkan kesehatan bayi yg kukandung.
Aku pun memilih mencari penginapan terdekat untuk bermalam
Dan esok nya aku akan pergi jauh memulai hidupku sendiri,
Allah memudahkan jalanku. Ada kontrakan kecil yg sedang kosong, yg cukup untuk tempat tinggalku dan calon anakku,
Dan mungkin rezeki calon anak ku, akupun bisa diterima bekerja di minimarket dekat kontrakanku.
Terkadang tiap malam, aku memikirkan tyo, apakah ia sudah melupakanku, dan bagaimana kehidupannya sekarang.
Tapi cukup di setiap sujudku, dan di setiap doaku , selalu ku doakan untuk kebahagiaannya.
Tak terasa sudah 9bulan lebih usia kandunganku, malam itu hujan lebat, perutku sangat sakit, kulihat ada darah yg mengalir di kakiku, akupun meminta bantuan pada tentangga, mereka membawaku kebidan terdekat.
Saat itu fikiranku bercampur aduk, aku yg hanya sendirian, berjuang menahan sakit, jika aku mati siapa yg akan mengurus anakku.
Tapi tak menunggu waktu lama, persalinanku berjalan lancar, dengan sedikit jahitan, ketika terdengar suara tangis bayi, sakitku pun terbayar. Bayi yg sangat lucu, ku namakan ia putra tyo.
Karna bayiku yg masih kecil, dan tak mungkin ku tinggalkan ia sendirian, kuputuskan untuk berhenti bekerja,
Akupun membuka warung kecil-kecilan di depan rumah untuk memenuhi kebutuhan hidupku dan anakku.
Tak terasa Putra tyo sudah berusia 2tahun, betapa bahagia nya aku bisa melihat tumbuh kembang nya,
Ia sudah bisa berjalan dan bermain bersama teman nya.
Setiap malam ku kenalkan ia pada foto ayah nya, ku katakan padanya jika ayah nya bekerja jauh..
Pada pagi itu, seperti biasa ku ajak Putra pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan warung yg hampir habis, tapi saat itu aku lengah, putra lepas dari peganganku, akupun merasa telah gila, hidupku berubah jadi gelap, kesana kesini kucari tapi tak ada yg melihat anakku,
Akupun pergi ke tempat informasi di pasar itu mungkin mereka dapat membantuku menemukan anakku, tapi dari kejauhan ku lihat Putra sedang di gendong oleh seorang laki-laki dan ada wanita di samping nya.
"Putra, anaku" ku ambil ia dari gendongan laki-laki itu, dan betapa terkejutnya aku , bahwa laki-laki itu adalah Tyo dan istrinya
"Lara, apa kabarmu, ini anak kita??" tanya Tyo
"Ia mas ini anakmu, kunamakan ia Putra tyo"
"Terima kasih sudah menjaga anakmu mas, Aku pulang dulu"
Akupun langsung memilih pergi meninggalkan mereka berdua.
Beberapa hari kemudian ketika siang itu ada yg mengetok pintu rumahku, istri tyo mencariku
"Mbak akhirnya aku bisa menemukanmu disini" sapanya padaku
Ia bercerita, dan menjelaskan padaku, bahwa dokter sudah mengatakan bahwa rahim nya telah rusak karna pernah mengalami keguguran dan sangat kecil kemungkinan dapat hamil. Ia membujukku untuk kembali pada Tyo.
"Mbak meskipun aku tidak di perdulikan lagi, tapi yg penting kalian bisa bersatu kembali, setelah mbak pergi pada malam itu tyo berubah jadi pendiam. Kami gelap. kemana mana untuk mencari mbak, tapi hasil nya nihil. Tyo sangat menyesal mbak sudah mengecewakan mbak, sejak hari tyo bertemu anak nya, ku pikir saat itulah kebahagiaan nya hadir mbak."
Beberapa malam selalu ku pikirkan kata kata dari istri Tyo, akupun menyadari bahwa putra butuh kasih sayang seorang ayah,
Hatiku pun terketuk, aku menerima kembali suamiku menjadi suamiku lagi. Karna sebelumnya kami belum bercerai secara sah di pengadilan.
Akupun kembali kerumah, benar sekali tyo sangat bahagia bisa bermain dengan anaknya, dan akupun merasa salut pada vina Istri muda tyo, ia bisa begitu kuat melihat suaminya memprioritaskan wanita lain selain dirinya.
Sejak hari itu aku menjadi akrab dengan vina, kami berbagi tugas dirumah, kami menjadi seperti saudara, vina sangat menyayangi Putra, ia menganggap putra seperti anak kandung nya sendiri,
Malam itu baru ku sadari jika aku sudah telat 3 bulan, lalu kusampaikan berita ini pada tyo, dan ia mengajakku ke dokter untuk memastikan, dan benar aku hamil lagi,, hidupku seperti kembali lagi, tyo selalu memanjakanku dan waktu nya selalu di habiskan untuk menjagaku, dan vina tak sedikitpun iri padaku, ia membantuku, semua urusan pekerjaan rumah ia lakukan sendiri, .. Dan tak terasa perut ku sudah semakin membesar
Pagi itu pukul 6 aku merasa sangat sakit, tyo membawaku ke rumah sakit, aku merasakan sakit yg tak tertahankan, "mas, akhirnya aku bisa merasakan persalinan dk temani seorang suami, aku bahagia mas setelah kelahiran anak pertama kita dimana aku berjuang menahan sakit sendiri tapi kali ini kau menemaniku, kau disampingku kau akan melihat langsung perjuangan ku melahirkan anakmu mas, aku tidak akan menyerah sampai anak kita lahir mas"
Saat itu aku meras tenagaku sudah habis, sayup sayup terdengar suara tangis bayi, bayi perempuan yg lucu, terdengar pula dokter berkata bahwa aku pendaran.. Aku tak bisa merasakan apa apa lagi. Hanya rasa lelah dan lega.
" mas aku lelah, sudah cukup aku berjuang mas, aku ingin tidur, aku merasa tenang mas menitipkan 2 malaikat kecil kita pada vina, jaga mereka mas, aku sayang kamu mas"
Tak lama semua nya terlihat gelap.
Dan ceritaku berakhir disini.
Selesai.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar